Jumat, 27 November 2015

Puisi [Waktu]

Oleh Muzzamilah

Kulihat tugu tanpa hujan
Berkeliling bersama empat roda
Sambil berkata bak bianglala
Menanti tuju yang tak jua tiba

Terngiang subuh tadi
Kulihat kabar,
bendera kuning berkibar
Detik dan detak tak kembali

Semua cerita memiliki arti
Karena Sang Pencipta itu Maha
Jejak kita berlanjut kini
Demi masa kala waktu berhenti

Bersama roda
"Selamat tinggal", ucap kita
Selepas pergi letih pun hampiri jua
Namun kutetap terngiang
Waktu yang 'kan kita jumpa

#CeritaHariIni
#Puisiku
#Muzzamilah

Minggu, 22 November 2015

Puisi [10 November]

Oleh Muzzamilah

Sebuah nama
Pantas kita sebut
Hormati
Mereka

Tiang itu menjadi saksi
Bambu runcing dan senjata api
Keringat, air mata
Darah, perjuangan
Bukan lagi kisah, melainkan
Sejarah
Bung Karno
Bung Hatta
Bung Syahrir
Yang di tulis oleh Sang Penyair, Chairil
Dan Bung Tomo
Sang Revolusioner Indonesia
"Merdeka" teriak mereka dalam kenang
Namun, tak hanya yang tampak
ribuan jejak tergeletak
Pedih nyeri menusuk hati
Luka tak jadi apa, demi tanah yang kudiami

Mereka sama, sebuah nama
Pantas kita sebut
Bersama semangat dan pengorbanan
: berubah kenang

Mereka saksi
Dalam hidup melumat duri
Tapi petinggi kini lupa diri
Seolah melambai kenang, tak peduli: hanya sebagian, bisa jadi.

Sebuah nama
Pantas kita sebut
Mereka
Pahlawan.

#Puisiku #Muzzamilah #10November #HariPahlawan

Puisi [Dirimu: Senjaku]


Oleh Muzzamilah
#puisitausiyahku
#lombatausiyahku

Kupahami, dirimu
Ada dalam hati
Tak bersua, hanya itu yang kubisa
takdir memang rahasia
Namun, bersama tasbih
kuuntai diksi cinta kepada-Nya

Senja, dirimu
Hanya sekilas lalu tertutup kelabu
Entah mengapa amat rindu
Rona dan kerlip senyum itu
Berubah menjadi harap dalam sujudku

Menunggu, dirimu
Wahai paras yang memerah
Menantikan seru Sang Maha Cinta
Pertemukan jiwa kita,
dalam detik istimewa
Kuharap senja 'kan menjadi biru muda
Sama menguntai rasa
menuju masa hanya aku, dirimu, dan diri-Nya

Senin, 16 November 2015

80Tahun: Rendra dalam Kenangan [Dari PBSI UIN Jakarta]


Saya wajib menyelesaikan acara '80Tahun Rendra, sebuah acara memperingati W.S. Rendra yang ke-80. Acara tersebut diadakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, dengan tema 80 Tahun Rendra : Dalam Kenangan.

 Acaranya dibagi menjadi tiga sesi yaitu seminar, pemutaran video dan haul 80 tahun WS Rendra.


Para tokoh dan budayawan yang merupakan sahabat Rendra yang hadir pada acara itu, diantaranya Seniman Bandung Herry Dim, Pengamat Politik Jakarta Eep Saefullah Fatah, Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr Faruk H.T, dan Ahli Tata Negara Surabaya Dr Soetanto Soepiadhy S.H, M.H serta para tamu undangan dan mahasiswa UIN Jakarta. Tidak hanya itu, hadir pula Ken Zuraida istri almarhum Rendra yang ikut membacakan sebuah puisi serta kedua anaknya yang juga menampilkan performa luar biasa.



Selasa, 03 November 2015

Jadi Pemenang Baca Puisi

Alhamdulillah, bulan Oktober berasa bulan penuh kejutan. Kebetulan aku dapet juara lomba baca puisi di mall@alam sutera. Juara 3 baca puisi, hadiahnya dapet plakat, bingkisan, dan uang tunai. Baru kali ini lomba baca puisi bisa jadi salah satu pemenangnya, biasanya cukup jadi peserta.

Awalnya sempat pesimis pasti, tapi aku harus tetep positif thinking, soalnya ngaruh banget pas lagi di atas panggung. Apa yang aku pikirkan pasti berpengaruh sama apa yang aku kerjakan. Jadi aku harus tetep berpikir positif, alhasil aku bisa percaya diri dan tampil sebisaku.

Di acara Bulan Bahasa dan Sastra itu, aku tidak sendiri, tapi di temani sama murid-muridku dari MAN Cijeruk. Alhamdulillah juga, anak didikku dapat juara harapan 3 Musikalisasi Puisi. Senengnya jadi double.

Karena acara itu juga, insyaAllah akubakan buka ekstrakulikuler teater di sekolah. Sempat kaget juga, secepat itukah aku harus buka ekstrakulikuler itu? Tapi, lahaola walakuata illabillah, aku serahkan saja sama Allah, semoga apa yang aku kerjakan bermanfaat untuk orang lain, dan tetap positif thinking.

Dapet Hadiah dari XL

Alhamdulillah, seneng banget dapet kabar dari XL kalau aku jadi salah satu pemenang Blog Competition. Hadiahnya lumayan, dapet Rp500.000.

Teruslah Menari Jemari

Menulis adalah kegiatan yang paling aku suka.  Dengan menulis aku bisa berbagi apa pun tanpa harus berbicara. Dengan menulis aku bisa bermain dengan duniaku sendiri, dunia imaji.

Siapa pun kamu, yang merasa tidak bisa berbicara di depan umum, yang merasa tidak cerewet, yang merasa pendiam, yang merasa introvert, maka kamu harus menulis. Tulislah apa yang kamu suka, benci, bahagia, sedih, duka, amarah, dan cinta. Karena, itu adalah salah satu cara agar dunia mengenalmu. Tak harus berbicara di depan umum, tak harus berlari dengan kencang, tak harus, cukup menarikan jemarimu di atas kertas, maka mereka akan ikut memahamimu.

-Sebuah kata, sebuah cerita. Hanya aku yang mampu pahami diriku, kuharap mereka ikut tersenyum karena kata-kata itu.

Senin, 19 Oktober 2015

Paskibra SMA Cigombong

Malam semua.

Aku lagi mau curhat sedikit tentang ekstrakulikuler yang pernah aku coba ketika SMA. Namanya PASKIBRA. Aga lucu memang, kenapa? Ya karena tinggi badanku tidak memenuhi syarat, hanya saja keinginanku kuat untuk bisa ikut ekstrakukikuler itu di sekolah.
Oya, awal bulan lalu aku sempat bertemu dengan mereka, para PASKIBRA sekolah yang juga satu angkatan. Kebetulan kami hadir di acara pernikahan Devida, temanku yang juga anggota Paskibra.
Jika di lihat dari fotonya sih, jelas banget aku yang paling mungil. Bisa dibayangkan, aku selalu menempati posisi terakhir dalam barisan dan selalu mengucapkan kata, "Lengkap!" jika melakukan gerakan berhitung.

Itu adalah pengalaman yang menyenangkan. Selain bangga dengan kostum yang selalu dipakai setiap hari senin dengan barisan tersendiri ketika upacara bendera tetapi juga bertemu dengan teman-teman yang selalu kompak dan ceria. Suka duka bersama mereka adalah hal yang tidak bisa terlupakan.

Ada juga kisah menarik yang aku alami, berkenaan seragam paskibra. Dulu, aku mengenakan seragam pendek saja (rok mungil hitam). Saat itu memang belum terpikir untuk memakai seragam tertutup. Karena aku pikir nantinya akan ribet. Dan suatu senin pagi aku mengalami kecelakaan motor, hingga membuat seragamku robek. Alhasil aku tidak bisa ikut berbaris di barisan khusus senin depannya.
Namun, entah mengapa aku tak membeli seragam paskib yang sama, melainkan memilih untuk mengenakan seragam paskib yang tertutup. Lalu, tiga minggu setelah kecelakaan itu aku kembali ikut ke dalam barisan dengan seragam paskibra yang tertutup alias berhijab.

Itu adalah bagian dari kisah kecilku menuju pakaian yang lebih tertutup alias berhijab. Rasa sakit yang aku alami ketika kecelakaan tidak bernilai buruk sama sekali, melainkan sebuah pelajaran, yang mana Allah SWT amat sangat menyayangiku, alhamdulillah.

Rasa bangga yang aku rasakan kini jelas berbeda, dan kini aku merasa amat sangat bangga karena Allah telah menuliskan sekenario itu kepadaku. ^^)

Jumat, 18 September 2015

My words: Your Choice

By Muzzamilah June 4, 2015

In live too often faced with a choice. Neither option that leads to the good of themselves and others, also leads to bad things, of course harming others.

The choice of a process of getting something. Process becomes important, why? Because that's what describes itself (human)

Just like diamonds and agate. Equally precious stone that was born of a process. The longer the stone was stored in the soil through a period of hundreds to thousands of years hence more valuable. The more ingenious sharpening stones are carefully and diligently, the more beautiful, thus affecting the quality of the process, whatever it is, including the value of the man himself.

Being a special human being is an option, but necessary process, and it's not as easy as turning the palm of the hand. Special does not mean how famous he is, but how it for himself and others. I alluded to earlier, it is not easy. Such as diamonds, pearls, and agate, if you want high-value special and it needs a long time to fight. Therefore, it takes a privilege or a privileged process as well. In view of the tenacity, discipline, hard work and a strong intention.

Kamis, 17 September 2015

Hello, my name...

hello my name millah, I love to write anything. This blog includes all that I'm feeling, happy, sad, angry, disappointed, love, and a lot of things. but not only that, this blog also serves a variety of clues, if you want me to write something on my blog, I will try to write it.

besides love writing, I also like to watch youtube, especially Korean drama. I never miss to watch Korean dramas on youtube. but until now I have not been able to speak Korean, I want to learn the Korean language, but unfortunately there is no time. Korean drama that always touches the heart, make me laugh, cry, angry, disappointed, but sometimes I'm confused at the end of the story. Korean drama that makes collecting, different as Indonesia, Indonesian episode drama is boring because too much.

Indonesia is different from movie ever day there is improvement, so very nice. shall in Indonesia has been able to make a play or movie quality. I seem to talk too much now, hemm never mind ^^)

Rabu, 16 September 2015

Puisi (Lesung Pipit)

Oleh Muzzamilah

Kan kusimpan lesung pipit itu
Belum saatnya rona berganti rasa
Biarkan yang di balik kaca menyimpan tanya

Kini,
Seekor pipit berada di rerimbunan semak
Bersama belasan sayap lainnya
Tak nampak batang tinggi penyangga
Mungkin itulah rumahnya sekarang

Kini,
Konotasi lebih nikmat,
Bak memakan daging sendirian
Hanya yang berkepala yang pahami
Pesan mimpi dan harapan yang kubagi
Bukan resah dan gelisah selama ini
Lalu kuberkata, "Kita beda"
Biarkan kusimpan lesung pipitku!

Kini,
Lembaran angka adalah raja
Mengalahkan kata-kata
Seolah dunia hanyalah sandiwara layar kaca
Sebatas bicara
lalu hilang tertelan duka para elit  ibu kota
Dan kami bersuka berduka bersuka lalu lupa

Kan kusimpan lesung pipit itu
Hingga kabar sang raja menurini tangga

17 September 2015

Komentarku: "It's Not You"

Ceritaku1

Terima kasih telah mengingatkanku.
"It's not you", salah satu temanku menuliskan kalimat itu di kolom komentar status facebook. Aku sedikit bingung, tapi aku memaklumi, karena interpretasi setiap orang pastinya tidak sama. Tapi jujur, apa yang aku ungkapkan di sosmed adalah apa yang aku rasakan, tak ada istilah topeng atau mencari sensasi.

Apa yang aku tulis adalah apa yang aku rasakan, hanya itu. Tidak ada yang aku batasi, dan aku pikir masih dalam koridor yang wajar. Tapi, jika ada pihak-pihak yang risih dan merasa dirugikan, aku mohon maaf, karena sebenarnya tidak ada unsur kesengajaan. Aku hanya mengkritisi permasalahan negeri ini, hanya beropini, dan berpendapat, thats it. Rasa takut pasti ada, karena aku tidak ingin berakhir seperti ibu Prita Mulyasari yang harus dibui karena status facebooknya yang dianggap kontroversi.

Kita harus ingat juga, bahwa setiap manusia itu berbeda, memiliki karakter berbeda, dan tentu saja pola pikir berbeda. Karena itu pula aku memakluminya jika ada yang tdk suka dengan postinganku di facebook.
Hanya saja aku tidak ingin seperti orang yang mengenakkan topeng, alias berpura-pura menjadi tokoh protagonis yang digambarkan seperti sosok yang sempurna tanpa kesalahan. Hanya memposting sisi positif, tetapi di dunia nyata malah bersikap seperti seorang penyihir yg jahat. Menurutku kritikan atau kalian menyebutnya sebagai keluhan itu tidak harus dipandang buruk dan negatif. Lagi pula bagus jika terjalin diskusi, sehingga masing-masing memiliki bahan untuk mengevaluasi diri atau memperbaiki diri.

Tapi sekali lagi terima kasih kepada teman-teman yang sudah mengingatkan, karena itu bisa menjadi bahan evaluasi agar apa yg aku tulis lebih bermanfaat untuk orang banyak...

Puisi (Tutup Mulut)

Yang terlihat
Terdengar
Terasa
Teralami
Terbaca
Pikirku
Bukan lagi biru
Melainkan abu yang 'kan menjadi hitam
Lalu bibir ini?
Mereka bilang, "diam!"

#puisiku
Rabu, 16 September 2015

Senin, 14 September 2015

Alhamdulillah Sudah Berhijab

"Alhamdulillah sudah berhijab, semoga selalu istiqomah yah! Dan kita bisa bersama-sama berjalan menuju Jannahnya Allah"

Sahabatku, sebelumnya ada yang ingin aku sampaikan padamu. Ini kisahku, mungkin juga kisah kami yang telah mantap berhijab. Sebenarnya kami bukanlah seorang yang ahli dalam ilmu agama seperti yang kamu pikirkan. Kami masih tetap harus berjuang hingga ajal menjemput kami.

Lihatlah kami,  nyatanya kami belum mampu menahan diri dari gemerlapnya duniawi,  belum mampu menjaga pandangan kami, belum mampu menjaga lisan kami, bahkan, kami masih memiliki keinginan untuk tampil menarik di hadapan ikhwan yang kami sukai, padahal kami belum resmi menikah, dan mungkin masih banyak lagi kelemahan kami. Namun kami yakin, dengan berhijab kami sudah berusaha untuk menjaga diri kami dari laranganNya. Berhijab adalah perjalanan kami menuju wanita yang Allah cintai. Semoga dengan berhijab, kami terhindar dari jalan yang akan mengotori kehormatan kami.

Berhijab adalah salah satu cara kami meminta perlindungan dariNya dan menjauhkan kami dari api neraka, karena berhijab adalah bagian dari perintahNya. Lihatlah surat AnNur ayat 31 dan AlAhzab ayat 59.
Berhijab itu adalah kewajiban setiap muslimah, seperti halnya perintah solat dan berpuasa. Jika tidak melaksanakannya, bukankah kita termasuk golongan yang berdosa? Astagfirullah

Tapi kami yakin, Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan Allah pasti akan mengampuni hambaNya yang ingin berbuat kebaikan.

Semoga kita dijauhkan dari azab kubur dan api neraka, semoga kita selalu diberikan rahmat, karunia, dan ridhoNya, amiin.

-Muzzamilah-

Puisi (Senja di Batas Mentari)

"Senja itu telah pergi,
meninggalkan lembayung yang sepi
hingga kini,
hanya bisik pasang mata
menuai kata, entah padamu atau aku
Sudahlah,
biarkan Sang Maha
memberi akhir biru
di batas mentari kita"
-Muzzamilah-

Senin, 14 September 2015