Jumat, 20 Oktober 2017

Menghilangkan Jerawat dan Bopeng dalam Satu Bulan

Assalamu'alaikum hello semua. Gimana kabarnya nih. Aku lagi seneng banget. Alhamdulillah bopeng sama jerawat aku lama-lama memudar.

Jadi gini ceritanya.

Awalnya aku mau beli UltraDerma di apotek, obat salep bertekstur jel yang bisa memudarkan bopeng di muka aku. Tapi, kebetulan di apotek yang aku datengin lagi kosong. Oya, aku belinya di Kimia Farma Ciawi. Terus karena gak ada UltraDermanya, akhirnya mbak mbaknya bilang. "Ka" (Hihi, dipanggil kakak).

"Kak, pakai Bio Oil aja. Itu bagus kok. Terus kalau jerawatnya pakai Vitacid"

Awalnya aku ragu, beli gak yah beli gak yah. Tapi si Mbak Mbaknya itu terlihat meyakinkan kalau yang ditawarkan memang ampuh. Akhirnya aku beli dengan total harga 120.000.

Review Bio Oil & Vitacid



Malamnya aku langsung coba Vitacid. Ternyata gak ada efek apa-apa (Ya iyalah mil, masa pengen instan sih hehe). Paginya aku pakai Bio Oil. Sarannya sih dua kali sehari, pagi dan malam. Tapi, aku pakainya pagi dan siang. Kalau malam aku pakai Vitacid aja. Masih harus hati-hati, karena takut ada reaksi yang tidak diinginkan. Maklumlah, karena sedikit trauma dengan skincare yg sebelumnya aku pakai.

Kebetulan kulitku berminyak dan sensitif. Sebelum pakai Bio Oil dan Vitacid. Sering banget muka aku jadi kering setelah cuci muka pakai cleanser. Terus setelah itu minyak dimuka aku banyak banget, ada kali yah Ampe satu liter minyak 😂. Pokoknya banyak deh. Sempet was was juga, Bio Oil kan minyak terus muka aku berminyak, lah nanti muka aku jadi penggorengan gitu. Ups, kembali ke topik yah.

Bio Oil ini spesialis produk perawatan kulit yang direkomendasikan untuk membantu menyamarkan bekas luka, Stretch Mark dan warna kulit yang tidak merata. Juga direkomendasikan untuk penuaan kulit dan kulit kering. Bio Oil juga mudah diserap dan tidak lengket. Hypoallergenic dan cocok digunakan untuk kulit sensitif. Bisa dipakai di wajah dan anggota tubuh lainnya.

Fungsinya itu menyamarkan bekas luka baru maupun lama. Cara penggunaannya cukup mengoleskan Bio Oil pada bekas luka dua kali sehari. Pijat lembut melingkar hingga benar-benar terserap. Gunakan minimal selama tiga bulan. Oya, jangan digunakan pada kulit yang luka yah.

Nah kalau Vitacid banyak larangannya. Salah satunya jangan dipakai pas pagi/siang karena tidak boleh ada kontak langsung dengan sinar matahari. Pas malam pun sama, usahakan lampunya dimatikan. Intinya harus ikuti petunjuknya yah. Biar hasilnya memuaskan.

Nah, seminggu pemakaian sudah kerasa banget efeknya di kulit wajah aku. Keliatan lebih lembut dan jerawatnya sedikit kempes. Maaf banget sebelumnya, aku gak foto yg pas di Minggu pertama pemakaian. Okeh lanjut..

Aku terus bersabar dan bersabar. Hingga akhirnya di bulan pertama pemakaian Bio Oil dan Vitacid. Wow! Berasa perawatan ke dokter hahha lebai yah. Silakan lihat perbandingannya..




Sudah lihatkan perbedaannya. Itu beneran loh. Jadi Bio Oil sama Vitacid ini recomended banget buat kalian yang mukanya berminyak dan sensitif. Aku udah nyobain sendiri. Asalkan pemakaiannya rutin dan tetap menjaga kebersihan muka.

Itu aja dari aku. Semoga bermanfaat yah. Jangan lupa komen. 😃😉

Wassalamu'alaikum 

Kamis, 05 Oktober 2017

- Si Jojom dan Mang Udeng yang Pundungan -


Di pagi yang tidak begitu terik dan mendung. Jojom menarik selimut barunya yang sudah dua bulan belum ia cuci, sengaja ia menutupi wajahnya, seolah belum mampu menatap indahnya dunia dalam mentari (eaa). Sayangnya, teriakan sang Emak yang mengalahkan jerit jam weker, membuat Jojom jatuh terhempas ke lantai.
"Iya, Mak. Jojom bangun kok." Ucapnya sambil menggaruk kepala.
"Cepet bangun! Sekolah Jom!"
"Iya Makku sayang."

Di perjalanan, Jojom bertemu Mang Udeng, salah satu tukang ojeg yang selalu nangkring di Gang Endah (salah satu gang menuju rumah Jojom).

"Mang narik gak?"
"Enggak Jom."
"Terus ngapain mangkal?"
"Terserah dong." Ucapnya ketus.
"Ya ellllah Mang, judes banget sama penumpang. Asem deh kayak cuka, haha. Ya udah kalo gitu."

Tak lama kemudian datang Mang Eem dengan motor Tiinjanya, eh salah Ninja maksudnya.

"Mang Eem, ngojeg gak?"
"Iya Jom, mau ke mana? Sekolah?"
"Enggak Mang, kata Emak, tolong bawain tas Teh Ira ke Stasiun, ini uangnya." Jojom pun memberikan uang 50.000.
"Alhamdulillah, rezeki ini mah, terima kasih Jom."

Mang Udeng pun cengo dibuatnya. Ia kira, harus mengantar Jojom ke sekolah. Mang Udeng sedikit trauma jika harus mengantar Jojom. Karena setiap mengantar Jojom ke sekolah, entah mengapa selali terjadi hal-hal yang aneh.

Ini ceritanya, langsung saja ke TKP.

Tepat di hari ulang tahun Mang Udeng, Ia mengantar Jojom ke sekolah. Di perjalanan tiba-tiba motor hampir kehabisan bensin. Padahal perjalanan menuju sekolah si Jojom, lumayan cukup jauh. Dengan tekad yang mempesona, Mang Udeng terus saja melajukan kendaraannya. Akhirnya sampai juga di sekolah.

"Mang terima kasih yah" Jojom memberikan selembar uang Rp5000 yang baru saja ia lakban.

Mang Jojom hanya bisa menatap pilu. Sekali-kali menatap ke langit dan menarik nafas panjang.

"Selvi, ayo... Kita jalan yuk. Ayo dong. Kita harus pulang ke rumah. Kayaknya di rumah bakalan ada sesuatu yang mengejutkan." Ucap Mang Udeng kepada motornya. Berusaha tabah dengan kondisinya saat ini.

Sayangnya, si Selvi sudah sekarat. Sampai-sampai Mang Udeng harus mendorong motornya. Kasihan memang, selama perjalanan tidak ada yang menjual bensin, di tambah lagi hujan yang begitu lebat, petir yang menggelegar, angin yang tak henti-hentinya menjatuhkan helm Mang Udeng, mengiringi Mang Udeng selama di perjalanan menuju rumahnya.

"Hidup adalah perjuangan. Selvi, kita harus berjuang. Yang di rumah, sedang menunggu kita."

Mang Udeng dan Selvi pun sampai juga di rumah. Nyatanya, tidak ada siapa-siapa. Mang Udeng, hanya bisa menelan ludah dan sisa air hujan yang menempel di lobang hidungnya.

Kasihan sekali Mang Udeng ini. Tampaknya, tanggal kelahirannya akan tetap menjadi sebuah rahasia yang tak bisa diketahui oleh keluarganya.

Tapi, Mang Udeng masih tetap optimis. Sepertinya kejutan itu ada di dalam lemari makanan. Itu yang ia pikirkan.

Tapi dan tapi lagi. Ternyata, ketika membuka lemari makanan, hanya ada sepotong ikan teri yang berdiam diri menanti kepulangan Mang Udeng.

#CeritaSiJojom
#CeritaPagi