Malam semua.
Aku lagi mau curhat sedikit tentang ekstrakulikuler yang pernah aku coba ketika SMA. Namanya PASKIBRA. Aga lucu memang, kenapa? Ya karena tinggi badanku tidak memenuhi syarat, hanya saja keinginanku kuat untuk bisa ikut ekstrakukikuler itu di sekolah.
Oya, awal bulan lalu aku sempat bertemu dengan mereka, para PASKIBRA sekolah yang juga satu angkatan. Kebetulan kami hadir di acara pernikahan Devida, temanku yang juga anggota Paskibra.
Jika di lihat dari fotonya sih, jelas banget aku yang paling mungil. Bisa dibayangkan, aku selalu menempati posisi terakhir dalam barisan dan selalu mengucapkan kata, "Lengkap!" jika melakukan gerakan berhitung.
Itu adalah pengalaman yang menyenangkan. Selain bangga dengan kostum yang selalu dipakai setiap hari senin dengan barisan tersendiri ketika upacara bendera tetapi juga bertemu dengan teman-teman yang selalu kompak dan ceria. Suka duka bersama mereka adalah hal yang tidak bisa terlupakan.
Ada juga kisah menarik yang aku alami, berkenaan seragam paskibra. Dulu, aku mengenakan seragam pendek saja (rok mungil hitam). Saat itu memang belum terpikir untuk memakai seragam tertutup. Karena aku pikir nantinya akan ribet. Dan suatu senin pagi aku mengalami kecelakaan motor, hingga membuat seragamku robek. Alhasil aku tidak bisa ikut berbaris di barisan khusus senin depannya.
Namun, entah mengapa aku tak membeli seragam paskib yang sama, melainkan memilih untuk mengenakan seragam paskib yang tertutup. Lalu, tiga minggu setelah kecelakaan itu aku kembali ikut ke dalam barisan dengan seragam paskibra yang tertutup alias berhijab.
Itu adalah bagian dari kisah kecilku menuju pakaian yang lebih tertutup alias berhijab. Rasa sakit yang aku alami ketika kecelakaan tidak bernilai buruk sama sekali, melainkan sebuah pelajaran, yang mana Allah SWT amat sangat menyayangiku, alhamdulillah.
Rasa bangga yang aku rasakan kini jelas berbeda, dan kini aku merasa amat sangat bangga karena Allah telah menuliskan sekenario itu kepadaku. ^^)